Oleh : bappedagianyar | 14 Februari 2020 | Dibaca : 25 Pengunjung
Bawang merah merupakan komoditas strategis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk menopang perekonomian masyarakat lokal dan nasional di Indonesia. Komoditas bawang merah merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang berkontribusi tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Rp. 2,7 triliun/tahun). Komoditas bawang merah merupakan komoditas unggulan Provinsi Bali yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif karena manfaatnya yang sangat luas bagi kehidupan masyarakat lokal, nasional dan global. namun penghambat produktivitas petani bawang merah adalah serangan hama dan ulat grayak bawang.
Varietas atau kultivar lokal bawang merah yang cukup dikenal adalah Bima Brebes, Sumenep, Lampung, Bali Karet, Probo, Biru Lancor, Bauji dan Maja. Adapun penyakit dan hama yang dapat menyerang tanaman bawang antara lain hama Spodoptera litura, Hama Thrip tabaci, penyakit trotol atau bercak ungu (Purple blotch) Patogen: cendawan Alternaria porri, penyakit embun bulu atau tepung palsu (Downy mildew) Patogen : cendawan Peronospora destructor (Berk.) Casp, penyakit antraknose (antracnose) Patogen: cendawan Colletotrichum gloeosporioides (Penz.), penyakit moler atau layu Fusarium (Twisting disease) organisme: cendawan Fusarium oxysporum (Hanz.) dan ulat gerayak bawang (Spodoptera exigua) yang sampai saat ini menjadi masalah utama dan ancaman bagi produksi bawang merah di Kabupaten Gianyar mendesak untuk dilakukan.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman bawang di tingkat petani tampak bervariasi antar ruang dan waktu tergantung dari kondisi lahan dan kapasitas petani dalam memahami kompleksitas jenis OPT. Pengendalian hama dan penyakit tanaman bawang merah meliputi pemahaman petani terhadap OPT, pemahaman petani terhadap teknologi PHT, pilihan teknologi, budidaya tanaman sehat, pemanfaatan musuh alami, pengamatan rutin atau pemantauan, petani sebagai ahli PHT, pemahaman dan pengelolaan ekosistem Pertanian, endekatan multi disipliner. PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting dalam mengimplementasikan teknologi-teknologi yang berbasis PHT tersebut.
Hasil penilitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani terhadap pemilihan teknologi PHT terutama teknik budidaya tentang penerapan jarak tanam dan pemupakan berimbang termasuk kesehatan tanaman dan penggunaan pestisida yang tepat guna, tergolong tinggi yaitu sebanyak 50% responden mempunyai pengetahuan cukup memadai dan 37,5 % responden berpengetahuan sangat memadai. Hanya 12,5% petani pengetahuannya belum memadai. Secara keseluruhan (100%) petani sangat setuju dengan manfaat teknologi PHT tersebut (pencapaian skor 40 dari skor maksimal 40). Namun ada beberapa kendala dalam penerapannya yaitu terkait dengan masalah teknis dan ekonomis. Adapun Varietas yang mempunyai potensi lebih baik untuk dikembangkan dan dibudidayakan yaiyu varietas Bauji, Probo dan Bali Karet, dimana varietas Bauji baik dikembangkan di kedua ketinggian dan lebih baik di dataran rendah, sementara varietas Bali Karet lebih baik di dataran tinggi.
Oleh : bappedagianyar | 14 Februari 2020 | Dibaca : 25 Pengunjung
Kaji Tindak Pembentukan Wadah Koordinasi Antara Desa Dinas, Desa Adat, Dan Subak Di Kabupaten Gianyar
67Kajian Kelayakan Kebutuhan Ruang Kantor Pemerintah Kabupaten Gianyar
49Kajian Kelayakan Revitalisasi Pasar Umum Gianyar
129KAJIAN PEMBENTUKAN UNIT USAHA AIR MINUM DALAM KEMASAN PDAM KABUPATEN GIANYAR
41Kajian Toko Modern di Kabupaten Gianyar